Rabu, 06 Maret 2013

Teman dibalik sepi

Aku bukan termasuk seseorang yg percaya akan dunia lain atau bisa dibilang dunia gaib, jika ada temanku membahas tentang dunia yg lain disana aku hanya bisa mendengar bertanya tanpa berkomentar. Kali ini pembahasannya telah masuk kedalam hal yang tidak lazim namun dia memang sepertinya ada, tapi bagiku mereka ada hanya didunia dunia yg diciptakan oleh manusia itu sendiri.

Peri. Makhluk kecil bersayap yang cantik, yap mungkin aku adalah salah satu orang yang mengagumi keindahan dan kelucuan yang dimiliki seorang peri. Tapi bagiku mereka hanya ada di kartun-kartun itu saja tidak ada di dunia nyata kita. Namun entah kenapa temanku satu ini begitu percaya bahwa peri itu ada di bumi yang kita pijaki ini, dia percaya bahwa peri ada dan nyata.

"Gue percaya banget banget nay kalo peri itu emang ada, dan lo harus percaya omongan gue kali ini" ucap sahabatku mencoba meyakinkan. "Kalo peri itu ada berarti nenek sihir juga kemungkinan ada dong??" tangkasku sambil agak sedikit mengejek. "Yah kalo itu sih gua belum berhasil meneliti nay" jawabnya amat santai. Aku hanya mengangkat bahuku.

Derita, sosok makhluk yang diciptakan Tuhan amat unik dan aneh. Dia sahabatku. Aku bertemu dengannya sejak kami menduduki bangku Junior High School. Eri, biasa ia dipanggil. Dia selalu saja membahas hal-hal aneh tersebut, hal-hal ganjil yang terkadang sulit diterima akal sehat. Entah itu tentang makhluk astral, alien, dan kali ini peri. Pikirannya abstrak.

"Gue udah meneliti kemana-mana nay dan hampir 90% orang percaya kalo peri itu ada" tangkasnya lagi. "Sampe 100% dulu baru gue percaya" aku menantangnya, Eri hanya diam lalu kembali nyerocos "Susah nay itu aja 90% gue susah payah ngeyakininnya, kaya gue ngeyakinin lo" . Aku tertawa geli, "Jadi hasil 90% itu hasil lo sok-sokan ngeyakinin mereka gitu?" Eri mengangguk lesu. "Udahlah ri jangan bersi keras ngeyakinin orang-orang itu, orang jaman sekarang itu pemikirannya logis dan cuma lo yg gak logis" ejekku. "Nayaa tega banget sih ngomong gitu" Mukanya lesu, aku hanya tersenyum melilhatnya "Udah-udah kerjain tuh LKS kasian dari tadi dicuekin begitu". "Hmmm"..

Kemudian indra pemikir ku mulai merangsang omongan-omongan Derita, lalu aku menatapnya 'hebat juga dia bisa meyakinkan hampir 90% orang dengan pikiran-pikiran abstraknya itu, Eri Erii' .

Sampai dirumah kurebahkan tubuhku dikursi tamu, tiba-tiba saja pikiranku mengawang jauh ke dunia yang tidak aku percayai sebelumnya. "Jika memang ada betapa indahnya dunia ini, bukankah aku seorang pecinta peri, aah tapi mana mungkin mereka hanya tokoh fiksi yg diciptakan oleh orang-orang itu" . Ku ambil remot tv lalu ku lihat saluran-saluran tv tersebut, tidak ada yg menarik. Tiba-tiba aku teringat "Aaah tinkerbell" aku colokan tv kabel ku lalu mencari chanel tv yg menayangkan si peri cantik Tinkerbell. "Ah ini dia" aku mulai asyik dengan tontonanku. Tiba-tiba pikiranku mengawang kembali, 'peri peri peri apakah benar ada' benakku bertanya "Aaaah Naya kenapa jadi abstrak gini sih, virusnya Derita menularrrrr" aku ngoceh-ngoceh sendiri, tiba-tiba terdengar suara gelas terjatuh dari arah ruang makan"

"Praaaaaaaaaaaaannggg!!!". Reflek aku berdiri dan berlari kearah ruang makan. Aku kebingungan melihat kejadian ini. "Aneeeh" tangkasku sambil membersihkan beling-beling bekas gelas tersebut.

Dirumah ini aku hanya sebatang kara, Ayah dan Ibuku sibuk megurusi pekerjaannya diluar kota. Kaka perempuanku sibuk dengan urusan kampus dan skripsinya. Pembantuku, bukan pembantu yg menetap dirumah  dia hanya datang dipagi hari, setelah sekiranya rumah rapi dan tugasnya selesai Ia beranjak pulang.

Tiba-tiba bulu kudukku merinding. "Aaaah Derita!!" ku ambil hpku dari saku baju dan mulai mengSMS sahabatku ini. 15menit kemudian Derita datang.
"Lo harus nginep dirumah gue, gue gak mau tau" paksaku "Tapi Nay nanti sore gue harus jaga toko kue nyokap" jawabnya
"Kaka gue gak balik Riii" muka ku memelas "Bukannya emang dia jarang balik, biasanya juga lo gak masalahkan sendirian"
"Iya sih" jawabku sambil menggaruk-garuk kepala "Ya terus, kok lu jadi aneh sih Nay" Derita mulai heran.

Aku perang batin antara harus cerita dan tidak, tapi jika aku bercerita aah pasti Derita mulai bertingkah aneh dan pikiran abstraknya itu muncul lagi lalu mengakibatkan aku parno, parno dirumah ku sendiri aaah tidak lucu.

"Enggg, engga engga . Gak apa, gue cuma lagi pengen ditemenin ajah" tandasku "Heuuh malangnya nasib Nayku ini, maaf yah Nay hari ini gue harus bantuin nyokap gue udah keburu janji"
"Hmmh iya-iya gak apa gue ngerti kok, tapi sekarang masih bisa temenin gue kan?" tanyaku . Derita mengangguk pasti.

Pukul 16.00wib Derita pulang karena harus membantu Ibunya menjaga toko kue. Sesungguhnya aku ingin ikut tapi banyak tugas yg harus aku selesaikan, aku harus menyelesaikan sedikit demi sedikit lembar lembar LPJ. Yap aku sekertaris Osis disekolahku, dan hal ini membuat tugasku semakin numpuk-numpuk dan numpuk!!

Hari kembali gelap, sunyi. Hanya terdengar suara jangkrik di pekarangan rumahku. Rumahku dikelilingi oleh kebun nan asri. Ayah dan Ibuku pecinta dan pengagum berat tanaman. Rumah kami sangat asri dan sejuk hawanya, makanya aku selalu betah dirumah. Hanya saja hari ini aku tidak dibuat betah karena kejadian tadi siang. Sebelumnya tidak pernah ada kejadian seperti ini. Haah sudahlah aku tidak mau mengingatnya lagi.

Tugasku hampir sedikit selesai, mata ku lelah otakku keriting. Jenuh. Aku keluar rumah dan menghirup udara segar yang ditimbulkan pohon-pohon dipekarangan rumahku."HAAAAAAAHHHH" aku coba nikmati sejuknya udara malam itu. Tiba-tiba dari balik pohon tampak sebuah cahaya, aku perhatikan lalu aku amati lebih dalam dan lebih dalam. "Ah hanya kunang-kunang" pikirku, tapi entah mengapa hati ini begitu dibuat semakin penasaran. Mungkinkah... hatiku berkata 'Fairy' , aku bergegas dan mencoba mencarinya. Otakku berpikir keras, hatiku pun berkata terus 'fairy fairy fairy'.

Aku cari dan cari, namun hasilnya nihil. Aku mulai kesal karena merasa dibodohi dengan cahaya itu. Kuputuskan untuk masuk ke dalam rumah. "Bodoh" ucapku kepada diriku sendiri.

Hari-hari berjalan seperti biasanya, aku sebatang kara. Kakak ku jarang pulang akhir-akhir ini dia begitu sibuk atau sok sibuk sehingga dia tega meninggalkan adiknya yang kesepian ini. Derita pun begitu sekarang tiap sore hingga malam dia harus menjaga toko kue Ibunya karena pegawai Ibunya harus dirawat karena terkena demam berdarah. Aahk aku bosaan!!.

Kembali malam, kembali sunyi dan jangkrik mulai bernyanyian lagi. Ku sandarkan kepalaku ketembok dekat jendela sambil menatap keluar, pikiranku kosong. Tiba-tiba cahaya yang aku temui pada malam kemarin menyadarkan lamunanku, aku abaikan. Namun cahaya itu makin mengganggu hatiku, rasa penasaran itu muncul.

Aku bergegas dari kamar menuju pekarangan rumah. Aku cari dengan sekuat hati kali ini aku tidak akan menyerah secepat malam kemarin akan aku temukan kau malam ini, kata batinku. Tiba-tiba aku merasa dibalik tubuhku ada cahaya yang terbang. Aku berbalik badan, nihil. Aku cari cahaya itu keseluruh pekarang rumahku, namun aku tidak menemukan apapun malam ini. Aku kesal sambil bergegas masuk kedalam rumah.

"Sial, aku dibully lagi oleh cahaya itu"
Aku duduk didepan meja belajarku, otakku berpikir "Aaah searching!". Aku ambil laptop mulailah aku berkonsentrasi dengan Om Goggle ku malam ini. Aku coba cari tentang peri dan tempat tinggalnya. Hasilnya ada yang menganggap peri itu ada namun ada juga yang tidak mempercayai keberadaannya. Terlalu penuh pro dan kontra. Aku menemukan salah satu artikel yang menuliskan bahwa si penulis mempercayai adanya peri didunia ini, dan di artikel ini dituliskan bahwa peri tinggal di tempat yang indah penuh bunga dan tanaman atau bisa saja dia tinggal didaerah pegunungan.

Lalu aku mengintip ke jendela dan menatap area sekitar rumahku. "Penuh tanaman, ada beberapa jenis bunga di pekarangan rumah ini" batinku berbicara "Mungkinkah benar dia ada" mulutku berucap. Entahlah, ada ataupun tidaknya peri ini aku tidak memerdulikannya. Yang terpenting sekarang aku tidak merasa sendiri lagi. Mungkin cahaya tersebut titipan dari Tuhan agar aku tidak merasa sendirian lagi .



Tidak ada komentar:

Posting Komentar